Senin, 01 November 2010

Anggota DPR yang Cuek

Jakarta - Ratusan orang tewas akibat bencana di Wasior, Mentawai dan Merapi. Di tengah kondisi tanggap bencana, sebagian anggota DPR tetap tidak mau membatalkan kunjungan mereka ke luar negeri untuk melakukan studi banding.

Masyarakat pun diminta menghapal nama mereka dan tidak memilih lagi anggota DPR yang tidak peka terhadap penderitaan masyarakat dalam Pemilu 2014.

"Jelas masyarakat jangan memilih lagi anggota DPR yang cuma hobi pelesir," kata Direktur Eksekutif Pedoman Indonesia, Fadjroel Rachman kepada detikcom, Jumat (30/10/2010).

Fadjroel menyayangkan sikap para anggota dewan tersebut. Menurutnya dana miliaran lebih baik digunakan untuk menyumbang bencana, daripada dihabiskan untuk perjalanan yang tidak jelas juntrungannya.

"Orang-orang mengumpulkan sepuluh ribu, seribu, menggelar konser amal. Sementara ini malah menghabiskan miliaran rupiah," kata dia.

Menurut aktivis antikorupsi ini, perjalanan studi banding pun tidak jelas laporan dan manfaatnya. "Mana laporannya? Ini kan setiap pergi tidak jelas," kata dia.

Seperti diketahui, Gunung Merapi meletus kembali pukul 00.40 WIB, Sabtu (30/10). Ribuan warga di lereng Merapi terpaksa mengungsi. Mereka membutuhkan masker, obat tetes mata dan minyak kayu putih.

Sementara korban tsunami Mentawai, berdasarkan data terakhir dari Posko BPBD, pukul 20.30 WIB, Jumat (29/10), tercatat 413 orang meninggal, dan 298 hilang. 270 Orang luka berat, 162 luka ringan dan 12.935 orang terpaksa mengungsi. Pada pukul 01.05 WIB tadi, gempa 5,1 SR kembali mengguncang Mentawai. 


Jakarta - DPR menunda kembali jadwal kunjungan ke lokasi bencana gempa dan tsunami Mentawai. Alasan teknis menjadi penyebab ditundanya kunjungan ini.

"Kita tunda kunjungannya menjadi besok Minggu karena kita sedang kunker," ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ahmad Zainuddin, kepada detikcom, Jumat (29/30/2010).

Sebelumnya Komisi VIII DPR berencana mempersingkat kunker ke sejumlah daerah. Sebagai Komisi yang bertugas mengawasi penanganan bencana, Komisi VIII semula ingin ikut cepat tanggap bencana dan mengunjungi pengungsi tsunami Mentawai, hari ini.

Namun demikian, Ahmad menuturkan, DPR tidak ingin mencampuri kinerja pemerintah. DPR pun memasrahkan nasib korban bencana kepada pemerintah.

"Tugas kita pengawasan, tidak perlu membebani upaya pemerintah tanggap darurat," terang Ahmad.

Sebagai gantinya, Ahmad menuturkan, DPR akan mengumpulkan sedikit dana untuk korban bencana. Diharapkan bantuan DPR dapat meringankan korban bencana alam.

"Sampai saat ini kita sudah mengumpulkan beberapa untuk korban bencana," terang Ahmad.

Rencananya dalam kunjungan ke lokasi bencana, Komisi VIII yang mewakili DPR akan berdialog dengan korban bencana alam. DPR akan mencoba mendengar aspirasi langsung sari korban bencana.

"Aktivitas kita memberi dukungan moril kepada pengungsi di penampungan pengungsi. Yang kedua kita juga akan bertemu dengan pemerintah kita berdialog dengan mereka, apa yang mereka butuhkan," tutupnya.



Jakarta - Tanpa menyampaikan rencana keberangkatan ke publik, belasan anggota Komisi V DPR, berangkat ke Italia untuk kunjungan kerja. Sikap anggota dewan ini dinilai sebagai perwujudan rasa takut mereka kepada pemberitaan media.

"Saya melihat mereka takut dengan media karena media sebelumnya menyorot kunjungan-kunjungan DPR," tandas pengamat politik, Fachry Ali kepada detikcom, Jumat (29/10/2010).

Menurut Fachry, pemberitaan media yang begitu detil menyorot kunjungan anggota DPR ke berbagai dunia sedikit banyak memunculkan rasa takut bagi anggota komisi V yang berangkat ke Italia ini. "Bayangkan saja jika Anda menjadi anggota DPR, anda pasti takut kan memberitahukan kepada media. Padahal media sebelumnya menyorotnya seperti itu," tukas Fachry.

Akademisi dari Universitas Indonesia ini menambahkan, jika memang tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, seharusnya anggota DPR terbuka saja kepada publik. Fachry berpendapat, para wakil rakyat tersebut memang berhak untuk melakukan kunjungan.

Seperti diberitakan sebelumnya, kunjungan anggota Komisi V ini akan berlangsung selama lima hari untuk melakukan studi banding terhadap rumah susun di Italia. Mereka bertolak dari tanah air pada Selasa malam. Padahal seperi diketahui, pada Senin malam terjadi gempa yang disusul gelombang tsunami di Kabupaten Mentawai, Sumbar.

Selain karena momen keberangkatan mereka tidak pas, terkait datangnya musibah di tanah air, kritikan juga muncul, lantaran para wakil rakyat tersebut tidak menyampaikan rencana keberangkatan ke publik sebelumnya. Padahal seperti diketahui, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, sempat menegaskan bahwa semua kunjungan ke luar negeri harus dilakukan transparan.

Salah satu caranya adalah dengan menyampaikan ke publik maksud dan tujuan studi banding sebelum dan sesudah melakukan perjalanan. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh anggota Komisi V.

Mereka yang berangkat adalah Yasti Soepredjo Mokoagow dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) dan Muhidin Mohamad Said dari Fraksi Partai Golkar, masing-masing selaku ketua delegasi.

Lalu ada empat orang dari Fraksi Partai Demokrat, tiga dari dari Fraksi Partai Golkar, dua dari FPDI-P, dua orang dari FPPP, lalu masing-masing satu orang dari FPKS, FPKB dan F-Gerindra.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar