Senin, 01 November 2010

Pemerintahan di Indonesia

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, datang berkunjung ke Indonesia (Jakarta) selama 2 hari, mulai tanggal 18 Februari sampai 19 Februari 2009, untuk membahas kerja sama bilateral dan isu-isu global lain.

-

Tanggal 18 Februari, Hillary bertemu Menteri Luar Negeri Hassan Wirayuda membahas peningkatan kerja sama ke 2 negara persoalan regional dan internasional, termasuk upaya perdamaian di Timur Tengah. Hillary juga bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat Indonesia di Gedung Arsip Nasional di Jakarta. Hari berikutnya, Hillary akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

-

Mengapa Indonesia menjadi salah satu tujuan lawatan perdana Menlu AS tersebut ? Seberapa besar arti Indonesia bagi AS ?

-

Fakta yang tidak mungkin dibantah, pertama, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar setelah India dan AS sendiri. Kedua, Indonesia adalah negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Ketiga, Indonesia negara berpenduduk terbanyak ke 4 di dunia. Keempat, Indonesia adalah negara terbesar di antara 10 negara anggota ASEAN.

-

Hal-hal itu sangat berarti bagi AS yang memiliki misi untuk “menyebarkan” nilai-nilai demokrasi, yang menurut pidato Obama akan membangun hubungan dengan dunia Islam berdasarkan penghargaan dan kepentingan timbak balik. Apalagi ada keyakinan bahwa abad Asia segera datang yang pemainnya antara lain negara-negara yang saat ini dikunjungi oleh Hillary dalam lawatan perdananya (Jepang, Indonesia, Korea Selatan, dan China), dan juga India kiranya.

-

Dengan mampu menjalin hubungan baik dengan Indonesia, AS berharap akan mampu juga menjalin hubungan baik dengan Negara-negara Islam di dunia. Hal itu penting dalam kaitannya untuk menyelesaikan masalah Timur Tengah, Irak, Afganistan dan hubungannya yang kurang baik dengan Iran. Sebaliknya, inilah saatnya Indonesia untuk berperan aktif, dalam panggung internasional, semisal upaya pencarian perdamaian Timur Tengah, tidak selalu low profile.

-

Tidak banyak negara yang mempunyai hubungan yang baik dengan Iran sekaligus hubungan yang baik dengan AS seperti Indonesia. Ini kesempatan emas bagi Indonesia untuk menawarkan jasa baik sebagai penengah atau mediator konflik Iran-AS yang dipicu antara lain oleh dugaan upaya Iran mengembangkan senjata nuklir. Dalam konflik Palestina, Indonesia juga bisa menawarkan jasa untuk membuka dialog antara kelompok Fatah (yang didukung oleh Barat) dengan kelompok Hamas (yang didukung oleh Iran dan Syria) dalam rangka persatuan Palestina menuju perdamaian, mengingat Indonesia punya hubungan yang baik dengan kedua faksi yang bertikai itu. Penyelesaian konflik Israel-Palestina tidak akan bisa dicapai tanpa adanya pemerintahan Palestina yang bersatu.

-

Sudah saatnya pula Indonesia tampil ke depan keluar atau melampaui kawasan ASEAN. Dengan “modal” 4 keunggulan diatas yang kita miliki (ditambah juga sumber daya alam yang melimpah), Indonesia akan semakin diperhitungkan. Semoga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar